Jackie Chan,
Dia dilahirkan pada tahun
1954 di
Victoria Peak,
Hong Kong, dengan nama Chan Kong Sang (yang artinya "dilahirkan di
Hong Kong") anak dari
Charles dan Lee-Lee Chan, pengungsi dari masa
Perang Saudara Cina. Nama julukannya adalah
Pao Pao (
bahasa Tionghoa:
炮炮, yang secara literal berarti "peluru meriam") karena dia selalu berguling-guling ketika masih bayi. Orang tuanya bekerja pada
Kedutaan Perancis untuk
Hong Kong, sehingga otomatis ia menghabiskan masa kecilnya di lingkungan kediaman kedutaan di daerah
distrik Victoria Peak.
Chan bersekolah di Nah-Hwa Primary School di daratan
Hong Kong, namun sayang, dia tidak lulus sehingga orang tuanya mengeluarkannya dari sekolah. Pada tahun
1960, ayahnya beremigrasi ke
Canberra,
Australia dan bekerja sebagai kepala juru masak untuk
kedutaan Amerika, dan Chan disekolahkan ke Chinese Drama Academy, sebuah
Sekolah Opera Peking yang dimiliki dan dijalankan oleh Master
Yu Jim Yuen.
Selama bersekolah disana, ia banyak mendapatkan pelajaran berharga dan memiliki keahlian di bidang seni bela diri kung fu dan akrobatik. Beberapa kali dia pernah ikut dalam kelompok
Seven Little Fortunes, sebuah kelompok penampil yang diambil dari murid-murid terbaik dari sekolah tersebut, dan mendapatkan nama panggung
Yuen Lo atas pencapainnya yang tertinggi. Dalam waktu itulah dia berteman dekat dengan
Sammo Hung dan
Yuen Biao, dimana tiga serangkai ini kemudian terkenal dengan nama julukan
Tiga Bersaudara atau
Tiga Naga.
Ketika masih berumur 8 tahun, dia pernah tampil dengan kelompoknya dari "Little Fortunes", dalam film
Big and Little Wong Tin Bar (
1962), dengan Li Li Hua berakting sebagai ibunya. Ia muncul lagi dengan Li pada tahun berikutnya, dalam kisah
The Love Eterne (
1963) dan mendapatkan peran kecil di film
King Hu'
1966,
Come Drink with Me. Di tahun
1971, sesudah tampil lagi dalam film layar lebar dari King Hu yang berjudul,
A Touch of Zen, dia mulai berkarier sebagai orang dewasa di dunia industri perfilman, dengan menandatangani kontrak dengan perusahaan Chu Mu's Great Earth Film. Di umurnya yang menginjak 17 tahun, ia bekerja sebagai peran pengganti dalam film-film
Bruce Lee berjudul
Fist of Fury dan
Enter the Dragon dengan nama panggung Chen Yuen Long. Ia mendapatkan peran utamanya di tahun yang sama dalam sebuah film berjudul
Little Tiger of Canton, yang hanya diedarkan secara terbatas di
Hong Kong pada tahun
1973.
Karena menemui beberapa kali kegagalan dalam petualangan di industri perfilman dalam awal-awal kariernya dan kesulitan mendapatkan peran pengganti, dia akhirnya turut beremigrasi ke
Canberra,
Australia di tahun
1976, dimana ia pernah menimba ilmu di
Dickson College dan bekerja sebagai pekerja bangunan. Teman pekerja bangunannya yang bernama Jack menjadi pengawasnya, sehingga lambat laun ia mendapatkan nama julukan sebagai
"Little Jack" (si Jack kecil) yang nantinya dipendekkan menjadi
"Jackie", yang pada akhirnya nama "Jackie Chan" melekat padanya sejak itu. Selain itu, ia merubah nama
Cinanya menjadi Fong Si Lung, karena nama keluarganya adalah Fong.
Karier FiLm
AwaL-awaL Tahun 1976-1980
Pada tahun
1976, Jackie Chan menerima sebuah telegram dari Willie Chan, seorang produser film di dunia industri perfilman
Hong Kong yang amat terkesan dengan aksi-aksi stuntnya. Willie Chan menawarkan sebuah peran dalam sebuah film arahan
Lo Wei. Lo pernah melihat aksi-aksinya dalam film arahan John Woo
Hand of Death (
1976) dan sudah merencanakannya untuk menjadi penerus
Bruce Lee dengan film
New Fist of Fury. Nama panggungnya diganti menjadi Sing Lung (Chinese: 成龍, secara literal berarti "menjadi naga") untuk menonjolkan kemiripannya dengan
Bruce Lee, yang memiliki nama panggung Lei Siu Lung (Chinese: 李小龍, yang berarti "Naga Kecil"). Namun sayangnya film tersebut tidak mendulang keberhasilan karena Chan memiliki gaya yang sedikit berbeda dengan seni bela diri kung fu
Bruce Lee. Walaupun mengalami kegagalan, Lo Wei tetap membuat film dengan tema-tema yang hampir mirip, namun hanya mengangkatnya sedikit dalam urutan film-film terlaris.
Debut Chan yang membuatnya terkenal adalah sebuah film buatan tahun
1978,
Snake in the Eagle's Shadow. Di bawah arahan
Yuen Woo Ping, Chan mendapatkan kebebasan untuk melakukan berbagai aksi seni bela diri sesukanya. Film tersebut dikategorikan sebagai film kung fu komedi, dan terbukti menjadi karya terbaik untuk para penonton dari
Hong Kong. Chan kemudian beraksi dalam peran berikutnya dalam film
Drunken Master, yang membawanya ke puncak ketenaran.
Ketika Chan kembali ke studio milik Lo Wei, Lo mencoba meniru ulang pendekatan komedi dari film terdahulunya,
Drunken Master, sehingga menghasilkan film dengan judul
Half a Loaf of Kung Fu dan
Spiritual Kung Fu. Dia juga memberikan kesempatan pada Chan untuk membantu penyutradaraan dari
Fearless Hyena dengan
Kenneth Tsang. Ketika Willie Chan keluar dari perusahaan, ia menyarankan Jackie untuk memutuskan sendiri untuk tetap bersama Lo Wei atau tidak. Selama kurun waktu pengambilan gambar
Fearless Hyena Part II, Chan memutuskan kontraknya di tengah jalan dan memilih untuk bergabung dengan
Golden Harvest, yang mengakibatkan Lo memeras Chan mempergunakan jasa
triad, dan menyalahkan Willie karena bintang utamanya telah meninggalkan mereka. Perselisihan di antara mereka berakhir dengan bantuan dari rekan aktor dan sutradara,
Jimmy Wang Yu, yang memperbolehkan Chan untuk tetap bersama dengan
Golden Harvest.
Dalam tipe Film Komedi 1980-1987
Willie Chan akhirnya menjadi
"personal manager" dari Jackie dan menjadikannya sebagai teman sejatinya selama tidak kurang dari 30 tahun. Ia telah berjasa mengorbitkan Chan dalam karier internasionalnya, dengan terjun langsung kedalam dunia industri perfilman
Amerika pada tahun
1980an.
Film
Hollywood pertamanya adalah
Battle Creek Brawl yang diedarkan pada tahun
1980. Chan kemudian mendapatkan peran kecil dalam sebuah film produksi tahun
1981,
The Cannonball Run, yang menghasilkan pendapatan kotor sebesar
US$100 juta secara keseluruhan di seluruh penjuru dunia. Walaupun tidak begitu diperhitungkan oleh khalayak ramai atas pemasangan
aktor Amerika seperti
Burt Reynolds, Chan terkenal dengan tampilan closing credit titlenya, yang memberinya inspirasi untuk melakukan hal yang sama dalam film-film berikutnya. Sesudah kegagalan secara komersil atas filmnya,
The Protector di tahun
1985, Chan beristirahat untuk sementara waktu dalam usahanya menembus pasar
Amerika, dan mengembalikan fokusnya pada film
Hong Kong.
Kembali ke
Hong Kong, film Chan mulai mendapatkan pengakuan dari khalayak ramai, khususnya kawasan
Asia Tenggara, dengan sukses pembuka di pasar
Jepang termasuk
The Young Master (
1980) dan
Dragon Lord (
1982). Chan membuat beberapa film komedi dengan teman main operanya
Sammo Hung dan
Yuen Biao. Untuk pertama kalinya mereka bermain bersama dalam sebuah film buatan tahun
1983,
Project A, dan mendapat penghargaan Best Action Design Award pada
Hong Kong Film Awards dalam acara tahunannya yang ketiga. Selama lebih dari dua tahun, "Tiga Bersaudara" tampil beberapa kali dalam film-film
Wheels on Meals dan film trilogi
Lucky Stars. Di tahun
1985, Chan membuat film pertama dari
Police Story, sebuah film aksi komedi yang dipengaruhi oleh
Amerika, dimana Chan memainkan sendiri peran-peran stuntnya. Film ini mendapatkan gelar sebagai "Best Movie" dalam Hong Kong Film Awards di tahun
1986. Kemudian di tahun
1987, Chan bermain sebagai "Asian Hawk", sebuah karakter yang mirip dengan karakter dari
Indiana Jones, dalam film
Armour of God. Film ini adalah film yang memberikan pemasukan dalam negeri terbesar dari Chan selama ini, dengan pendapatan kotor sekitar HK $ (Hong Kong Dollar) 35 juta.
Film lanjutan dan penetrasinya ke Hollywood: 1988–1998
Di tahun
1988 Chan mendapatkan peran bersama dengan Hung dan Yuen, dalam film
Dragons Forever. Hung menjadi sutradara bersama-sama dengan
Corey Yuen, dan yang mendapatkan peran sebagai penjahat adalah
Yuen Wah, dimana mereka sama-sama lulusan dari China Drama Academy.
Di akhir tahun
1980an dan awal-awal tahun
1990an, Chan mendapatkan peran yang cukup berhasil mulai dari
Police Story 2, yang memenangkan penghargaan untuk Best Action Choreography di tahun
1989 dalam acara
Hong Kong Film Awards. Yang kemudian diikuti dengan kesuksesan
Armour of God II: Operation Condor, dan
Police Story 3, dimana Chan memenangkan penghargaan sebagai Best Actor Award di tahun
1993 dalam acara
Golden Horse Film Festival. Tahun
1994, Chan mengulang kembali perannya sebagai
Wong Fei Hung dalam
Drunken Master II, yang terdaftar dalam
Time Magazine's sebagai 100 film yang diingat sepanjang masa. Film kelanjutannya,
Police Story 4: First Strike, memberikannya banyak penghargaan dan menyumbangkan keberhasilan di domestik untuk Chan, tetapi tidak untuk pasar internasionalnya. Jackie Chan memulai lagi usahanya untuk memenuhi ambisinya untuk menaklukkan dunia industri perfilman di
Hollywood pada tahun
1990-an, tetapi dia tidak mau menerima peran sebagai penjahat dalam film-film
Hollywood untuk menghindari mendapatkan peran yang sama di masa-masa yang akan datang. Sebagai contoh,
Sylvester Stallone menawarkan kepadanya peran sebagai
Simon Phoenix, seorang penjahat kambuhan dalam film bertema kejahatan futuristik,
Demolition Man, hingga akhirnya peran tersebut jatuh ke tangan
Wesley Snipes.
Chan akhirnya berhasil menapakkan kakinya di pasar
Amerika Utara pada tahun
1995 dengan diedarkannya film untuk kalangan internasional berjudul
Rumble in the Bronx, yang selanjutnya membuka jalannya untuk masuk dan menguasai pasar
Amerika Serikat, dimana hal ini sangat jarang didapatkan oleh sineas-sineas dari
Hong Kong. Kesuksesan
Rumble in the Bronx mendorong diedarkannya film lainnya di tahun
1996,
Police Story 3 di
Amerika Serikat, dengan judul
Supercop, yang menghasilkan pendapatan kotor tidak kurang dari US $ 16,270,600. Jackie berbagi peran utama bersama dengan
Chris Tucker dalam film laga komedi terbitan tahun
1998,
Rush Hour, dan mengalirkan pendapatan tak kurang dar US$130 juta hanya di
Amerika Serikat saja.
Dramatisasi: 1998 – sekarang
Pada tahun
1998, Chan mengedarkan film terakhirnya dibawah bendera Golden Harvest,
Who Am I?. Setelah tidak bekerjasama lagi dengan Golden Harvest di tahun
1999, ia menyutradari
Gorgeous, sebuah film komedi romantik yang berkonsetrasi pada hubungan personal. Chan kemudian membantu dalam pembuatan sebuah permainan anak-anak
PlayStation di tahun
2000 yang dinamakan
Jackie Chan Stuntmaster, dimana ia menampilkan suara dan aksi-aksi seni bela dirinya kedalam permainan tersebut. Sejak tahun itu pula, Chan juga tampil dalam serial film kartun animasi,
Jackie Chan Adventures, yang berjalan hingga tahun
2005.
Walaupun beberapa filmnya mendapatkan kesuksesan seperti
Shanghai Noon di tahun
2000,
Rush Hour 2 di tahun
2001 dan
Shanghai Knights pada tahun
2003, Chan menjadi frustasi dengan
Hollywood atas kesulitannya dalam mengontrol pembuatan atas film-filmnya. Sebagai tindak lanjut atas pengunduran diri Golden Harvest dari dunia industri perfilman di tahun
2003, Chan mulai mendirikan perusahaan perfilmannya sendiri,
JCE Movies Limited (Jackie Chan Emperor Movies Limited) yang berasosiasi dengan
Emperor Multimedia Group (EMG).
[16] Sejak saat itu film-filmnya memunculkan banyak aspek-aspek dramatis namun tetap menduduki kesuksesan sebagai film-film terlaris, seperti
New Police Story (
2004),
The Myth (
2005) dan
Rob-B-Hood (
2006).
Film berikut dari Chan adalah
Rush Hour 3 yang diedarkan pada bulan
Agustus,
2007. Film tersebut memasukkan pendapatan kotor sekitar US$ 140 juta - US$ 100 juta lebih sedikit dibandingkan film keduanya, namun hampir sama dengan pemasukan yang diterima dari film pertamanya. Namun sayangnya film tersebut memberikan pemasukan yang cukup jelek di tanah airnya ,
Hong Kong, dimana film tersebut hanya memberikan pemasukan kotor sebesar HK$ 3.5 juta saja dalam pemutarannya di penghujung minggu. Dalam pembuatan film
The Forbidden Kingdom, untuk pertama kalinya Chan berkolaborasi dengan teman aktornya
Chinese,
Jet Li, yang berhasil diselesaikan pada
24 Agustus 2007 dan diedarkan pada bulan
April 2008. Chan mengisi suara dari tokoh Master Monkey dalam film buatan
DreamWorks Animation,
Kung Fu Panda, yang diedarkan pada bulan
June 2008, dimana dalam film tersebut juga menampilkan beberapa bintang terkenal lainnya seperti
Jack Black,
Dustin Hoffman dan
Angelina Jolie. Selain itu, ia juga sudah menandatangani kontrak untuk membantu
Anthony Szeto dalam kapasitasnya sebagai penasihat untuk penulis naskah dari film yang akan datang berjudul
Wushu, yang saat ini masih dalam taraf pre-production. Film tersebut akan menampilkan aktor terkenal
Sammo Hung dan
Wang Wenjie sebagai ayah dan anak. Pada bulan
November 2007, Chan mulai melakukan pengambilan gambar untuk pembuatan film
Shinjuku Incident dengan sutradara
Derek Yee, di mana Chan akan berperan sebagai imigran
Tionghoa di
Jepang. Sekarang pengambilan gambarnya telah selesai dan memasuki tahap pasca-produksi. Film ini diedarkan di bioskop-bioskop
Hong Kong pada
25 September 2008. Dari data yang ada di
blog miliknya , Chan berkeinginan untuk menyutradarai film lainnya setelah menyelesaikan
Shinjuku Incident, sesuatu yang sudah lama tidak dilakukannya dalam beberapa tahun belakangan ini. Film diharapkan kelanjutan ketiga dari serial
the Armour of God, dan dinamakan
Armour of God III: Chinese Zodiac. Chan menyatakan bahwa ia ingin mulai melakukan pengambilan gambar sejak
1 April 2008, namun target tersebut sudah terlampaui. Jikalau
the Screen Actors Guild tidak mengalami pemogokan, seharusnya Chan sudah mulai melakukan pengambilan gambar untuk film
The Spy Next Door pada pertengahan
Oktober, dan membuat status dari
Armour of God III: Chinese Zodiac mengambang. Dalam film
The Spy Next Door, Chan berperan sebagai agen rahasia yang sedang melakukan penyamaran namun terbongkar ketika ia merawat anak-anak tetangganya.
Stunt
Jackie Chan hampir selalu melakukan sendiri peran-peran berbahaya di semua film-filmnya tanpa adanya peran pengganti, dimana aksi-aksi tersebut dirancang oleh timnya,
Jackie Chan Stunt Team. Karena tim ini sudah dibentuk sejak tahun
1983, Chan selalu mempergunakan mereka dalam semua film-filmnya sehingga memudahkan dalam pengaturan koreografinya, karena dia sudah mengenal dengan baik kemampuan dari masing-masing anggota timnya. Chan dan timnyalah yang menjadi peran pengganti dari tokoh-tokoh lainnya, dimana pengambilan gambarnya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak langsung mengambil gambar bagian muka.
Bahaya atas pilihan Chan untuk melakukan semua adegan berbahaya dalam film-filmnya menjadikan sulit untuk mendapatkan asuransi untuk dirinya, khususnya di
Amerika Serikat, dimana secara kontrak, aksinya akan dibatasi. Chan juga menjadi salah satu pemegang
Guinness World Record untuk "Most Stunts By A Living Actor", yang artinya "tidak ada perusahaan asuransi akan mendukung produksi film Chan, karena ia melakukan sendiri aksi-aksi berbahaya itu". Selain itu, ia juga memegang rekor untuk pengambilan gambar terbanyak dalam sebuah adegan, dimana pernah dilakukan pengambilan gambar kembali sebanyak 2900 kali untuk suatu adegan yang cukup rumit dalam sebuah pertandingan badminton di film
Dragon Lord.
Chan telah mengalami luka berkali-kali dalam melakukan pengambilan adegan berbahaya itu; dimana potongan-potongan adegan itu ditampilkan dalam adegan penutup dari semua film-filmnya. Ia hampir saja menemui ajalnya dalam pengambilan gambar dari film
Armour of God, ketika ia jatuh dari sebuah pohon dan mematahkan tulang-tulangnya, dan mengakibatkan lubang tetap di kepalanya. Selama bertahun-tahun pula, Chan pernah mengalami memar pada pelvisnya dan mematahkan jemari tangannya, kaki, hidung, kedua tulang belakangnya, pinggang, sternum, leher dan ribs dalam beberapa kejadian.